Sering Konsumsi Obat, Picu Impotensi

Headline
foto: istimewa

Pria yang sering mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit akan lebih mungkin mengalami impotensi.

Hasil tudi penelitian baru-baru ini menemukan bahwa sebanyak 38% pengguna rutin obat seperti Aspirin, Acetaminophen, Iburofen dan Celebrex lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi dibanding pria yang tidak sering mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit tersebut.

"Obat tersebut diperkirakan akan memblokir hormon yang mengatur ereksi laki-laki," kata Dr Joseph Gleason, seorang urolog di Kaiser Permanente di Los Angeles, seperti dikutip dari laman Journal of Urology.

Sebagai contoh, banyak pria mengambil dosis rendah aspirin karena mereka pada risiko tinggi untuk serangan jantung, yang pada gilirannya berarti pembuluh darah mereka tidak dalam keadaan prima. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi kondisi penis juga.

"Kami menyebut penis termometer untuk penyakit pembuluh darah," atau masalah yang berkaitan dengan pembuluh darah," kata Dr Brant Inman, seorang urolog di Duke University Medical Center di North Carolina, yang tidak ikut dalam penelitian Gleason.

Arteri di penis lebih kecil daripada yang masuk ke hati, ia menambahkan, karena itu mungkin akan diblokir sampai beberapa tahun sebelumnya. Persempit menghalangi arteri darah yang biasanya membuat penis mengembang dan menjadi keras.

Menurut National Institutes of Health, sekitar satu dari 100 laki-laki di usia 40-an mengalami disfungsi ereksi, dibandingkan dengan hampir setengah dari pria yang lebih tua dari 75 tahun.

Untuk studi saat ini, Gleason dan rekan-rekannya menganalisa kuesioner kesehatan dari hampir 81.000 pria berusia 45-69.

Secara keseluruhan, hasilnya menyebutkan, dari mereka yang mengambil obat penghilang rasa sakit secara teratur, 64% mengatakan mereka tidak pernah bisa mendapatkan ereksi dibandingkan dengan 36% laki-laki yang tidak mengambil obat-obatan sering.

Setelah menghitung faktor seperti usia, berat badan, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung, para peneliti masih menemukan risiko 38% lebih tinggi dari disfungsi ereksi di antara pria pada obat penghilang rasa sakit.

Berbeda dengan Inman, dirinya menyebutkan karena studi tidak menguji obat penghilang rasa sakit secara langsung, Inman memperingatkan bahwa laki-laki tidak boleh berhenti menggunakan obat penghilang rasa sakit karena takut bahwa hal itu akan mengurangi kesempatan mereka untuk mendapatkan ereksi. [gayahidup.inilah.com]
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 comments

Leave a Reply